A. Profil Umum Daerah (DI) Langkemme
Daerah Irigasi Langkemme dengan lokasi Bendung terletak di Desa Watu Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dengan luas areal 6.708 Ha. Daerah irigasi Langkemme masuk dalam Wilayah Sungai Walanae Cenranae. Hulu saluran sekunder D.I Langkemme yaitu sekunder cennae. Sedangkan Tengahnya terdapat sekunder lamogo Adapun hilinya terdapat sekunder lagarigi.
Berikut ini adalah lokasi pelayanan daerah irigasi Langkemme sebagai berikut :
-
-
-
-
-
- Desa Marioriaja Kecamatan Marioriwawo (34 Ha)
- Desa Watu Kecamatan Marioriwawo (210 Ha)
- Desa Congko Kecamatan Marioriwawo (36 Ha)
- Desa Labessi Kecamatan Marioriwawo (276 Ha)
- Desa Timusu Kecamatan Liliriaja (157 Ha)
- Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja (331 Ha)
- Desa Jennae Kecamatan Liliriaja (462 Ha)
- Desa Galung Kecamatan Liliriaja (399 Ha)
- Desa Pattojo Kecamatan Liliriaja (295 Ha)
- Desa Lalabata rilau Kecamatan Lalabata (350 Ha)
- Desa Maccile Kecamatan Lalabata (209 Ha)
- Desa Appanang Kecamatan Lilirilau (951 Ha)
- Desa Belo Kecamatan Ganra (201 Ha)
-
-
-
-
B. Sejarah Perkembangan Daerah irigasi Langkemme
Bendung Langkemme secara geografis terletak 4°28'55.69"S - 119°53'13.57"T Desa Watu Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Letak lokasi tersebut kurang lebih 180 Km ke arah Timur Laut Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan ( Makassar). Daerah Irigasi Langkemme dengan luas areal 6708 Ha.
Kondisi curah hujan di daerah soppeng cukup tinggi. Musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Desember sampai pada bulan Juni. Musim kemarau terjadi antara bulan Juli sampai bulan Nopember. Berdasarkan data klimatologi dari stasiun klimatologi Malanroe dan Sengkang diketahui bahwa , suhu udara rata-rata musim penghujan antara 25,3oC sampai 27,70C. Kecepatan angin rata-rata 3,5 km/jam dengan lama penyinaran matahari antara 5,4 jam sampai 8,1 jam. Berdasarkan data hujan dari stasiun Leworeng, Lappajung dan Malanroe diketahui bahwa hujan tahunan rata-rata sekitar 2.200 mm, dengan variasi berkisar antara 1400 mm sampai dengan 2800 mm.
Daerah irigasi Langkemme terletak di Kabupaten Soppeng yang menyebar pada 5 kecamatan yaitu Kecamatan Marioriwawo, Liliriaja, Ganra, Lilirilau dan Lalabata. Letak Derah Irigasi Langkemme berjarak kurang lebih 180 km dari Kota Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan ke arah Timur Laut.Pelaksanaan jaringan Irigasi Langkemme dimulai sejak tahun anggaran 1987/1988 dan selesai pada tahun anggaran 1994/1995.
Bendung dan jaringan irigasi Langkemme dibangun pada tahun 1990 dengan jumlah bendung 22 buah.
C. Lokasi Daerah Irigasi Langkemme
Bendung Langkemme dengan lokasi berada di Desa Watu Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan selesai dibangun pada tahun 1993 dan telah mengalami beberapa kali rehabilitasi. Peta lokasi DI Langkemme sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Lokasi Daerah Irigasi Langkemme
D. Sumber Air
Sumber air utama untuk daerah irigasi Langkemme berasal dari Sungai Cenranae yang merupakan induk sungai Langkemme-Cennae WS Walanae-Cenranae Kabupaten Soppeng.Bendung langkemme terletak di desa Watu Kabupaten Sopeng. Bendung dan jaringan irigasi Langkemme dibangun pada tahun 1990 dengan jumlah bendung 22 buah.
E. Ketersediaan Air
Ketersediaan air di Bendung Langkemme atau debit andalan dihitung berdasarkan data debit yang tersedia sejak tahun 2014 – 2018, yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang, sebagaimana ditunjukkan pada Data Pendukung, dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Debit andalan Sungai Langkemme (Q80% )
|
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
|||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
|
2,32 |
3,51 |
1,32 |
1,01 |
1,75 |
2,15 |
1,75 |
3,15 |
1,64 |
1,27 |
1,79 |
2,39 |
|
|
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
Nopember |
Desember |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
1,56 |
1,23 |
1,30 |
1,35 |
0,49 |
0,60 |
1,04 |
0,70 |
1,92 |
2,52 |
3,67 |
3,08 |
Sumber: Hasil Perhitungan
F. Alokasi Air
Data ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Langkemme dapat dilihat pada grafik berikut:

Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 2 Grafik Neraca Air DI Langkemme (padi – padi - palawija)
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa kebutuhan air pada musim tanam Padi I dan Padi II lebih besar dari debit air yang tersedia di sungai, oleh karena itu agar mencapai intensitas tanam sesuai rencana maka perlu dilakukan pemberian air secara bergiliran.
G. Profil Teknis
Daerah irigasi Langkemme memiliki luas areal 6.708 Ha. Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Langkemme dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Langkemme
|
No |
Nama Saluran |
Panjang saluran (meter) |
Luas Layanan (Ha) |
|
1 |
Sal. Induk Langkemme |
26.958 m |
903 Ha |
|
2 |
Sal. Sekunder Cennae |
1.677 m |
210 Ha |
|
3 |
Sal. Sekunder Tettikenrarae |
2.691 m |
312 Ha |
|
4 |
Sal. Sekunder T.Padange |
3.061 m |
533 Ha |
|
5 |
Sal. Sekunder Anrangae |
1.682 m |
174 Ha |
|
6 |
Sal. Sekunder Sempe |
462 m |
174 Ha |
|
7 |
Sal. Sekunder Lamogo |
1.497 m |
277 Ha |
|
8 |
Sal. Sekunder Abekkah |
1.388 m |
157 Ha |
|
9 |
Sal. Sekunder Lalange |
8.271 m |
778 Ha |
|
10 |
Sal. Sekunder Labuleng |
1.295 m |
166 Ha |
|
11 |
Sal. Sekunder Lagarigi |
1.854 m |
145 Ha |
|
12 |
Sal. Sekunder Tonrong Sepe |
1.805 m |
346 Ha |
|
13 |
Sal. Sekunder Bakkulu |
2.047 m |
209 Ha |
|
14 |
Sal. Sekunder Setange |
1.805 m |
461 Ha |
H. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
Saluran Induk
Saluran Induk Langkemme mempunyai panjang 26.457 km, dengan jumlah bangunan bagi/sadap 6 buah, bangunan sadap 18 buah dan bangunan pelengkap sebanyak 94 buah, jumlah bangunan total 118 buah.
Petak tersier yang mengambil air langsung dari Saluran Induk Langkemme melalui bangunan bagi/sadap dan bangunan sadap tersier ada 19 petak.
Saluran Sekunder
Pada D.I Langkemme terdapat 13 saluran sekunder dengan panjang total 29,535 km dengan jumlah bangunan 177 buah yang terdiri dari bangunan bagi/sadap 2 buah dan bangunan sadap 43 buah dan bangunan pelengkap 132 buah, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Daftar Panjang Saluran dan Jumlah Bangunan
Sumber: UPTD Soppeng Selatan-DI Langkemme (dirangkum)
D.I Langkemme memiliki saluran suplesi 7 ruas dengan panjang total 16,379 km dengan jumlah bangunan 84 buah yang terdiri dari bangunan bagi/sadap 0 buah dan bangunan sadap 16 buah dan bangunan pelengkap 68 buah.
Petak Tersier
Petak tersier pada D.I Langkemme sebanyak 102 petak dengan luas areal potensial 6.708 ha dan luas fungsional 5.028 ha.
1. Kondisi Bangunan Utama
Bendung Langkemme yang selesai dibangun pada tahun 1993 dan sudah beberapa kali mengalami rehabilitasi. Kondisi Bendung Langkemme saat ini dalam kondisi baik, hal tersebut sesuai dengan pengumpulan data mengenai Bendung Langkemme dan hasil pengamatan di lapangan.

Gambar 3 Bendung Langkemme
a. Bendung Langkemme lokasi: Desa Watu-Soppeng
Data Teknis Bendung Langkemme:
-
-
-
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 40 meter
- Tinggi mercu : 3.00 meter
- Lebar pintu Intek : 3 x 2.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 4 x 2.00 meter
-
-
b. Bendung Jupang, lokasi di Desa Pallawa-Soppeng, dibangun tahun 1993.
Data Teknis Bendung Jupang :
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 45 meter
- Tinggi mercu : 2.50 meter
- Lebar pintu Intek : 2 x 2.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 4 x 2.00 meter
c. Bendung Unyi, lokasi di Desa Pallawa-Soppeng, dibangun tahun 1993.
Data Teknis Bendung Unyi:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 20 meter
- Tinggi mercu : 3.00 meter
- Lebar pintu Intek : 2 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 2 x 2.00 meter
d. Bendung Pissing, lokasi di Desa Marioriaja-Soppeng, dibangun tahun 1993.
Data Teknis Bendung Pissing:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 28 meter
- Tinggi mercu : 3.50 meter
- Lebar pintu Intek : 2 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 2 x 2.00 meter
e. Bendung Madenra, lokasi di Desa Congko-Soppeng, dibangun tahun 1993.
Data Teknis Bendung Madenra:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 18 meter
- Tinggi mercu : 1.80 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.50 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.50 meter
f. Bendung Labempa, lokasi di Desa Timusu-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Labempa:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 15 meter
- Tinggi mercu : 1.50 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.20 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.50 meter
g. Bendung Sempe lokasi di Desa Rompegading-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Sempe:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 14 meter
- Tinggi mercu : 2.55 meter
- Lebar pintu Intek : 2 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.50 meter
h. Bendung Abakkah lokasi di Desa Pattojo-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Abakkah:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 16 meter
- Tinggi mercu : 2.55 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.00 meter
i. Bendung Congkai lokasi di Desa Pattojo-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Congkai:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 16 meter
- Tinggi mercu : 1.20 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.20 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.50 meter
j. Bendung Lamogo lokasi di Desa Pattojo-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Lamogo:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 17.50 meter
- Tinggi mercu : 1.30 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.20 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.00 meter
k. Bendung Lalange lokasi di Desa Labessi-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Lalange:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 18.00 meter
- Tinggi mercu : 1.50 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.50 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 2.00 meter
l. Bendung Labuleng lokasi di Desa Galung-Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Labuleng:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 15.00 meter
- Tinggi mercu : 1.55 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.50 meter
m. Bendung Lagarigi lokasi di Kelurahan Appanang- Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Lagarigi:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 30.00 meter
- Tinggi mercu : 2.03 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 2.00 meter
n. Bendung Tonrong Sepe lokasi di Kec. Lilirilau- Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Tonrong Sepe:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 12.00 meter
- Tinggi mercu : 1.30 meter
- Lebar pintu Intek : 2 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.50 meter
o. Bendung Bakkulu lokasi di Desa Maccile- Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Bakkulu:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 10.00 meter
- Tinggi mercu : 1.40 meter
- Lebar pintu Intek : 1 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 1.00 meter
p. Bendung Setange lokasi di Kel. Appanang- Soppeng, dibangun tahun 1992.
Data Teknis Bendung Setange:
- Type bendung : Bendung Tetap
- Lebar efektif : 19.50 meter
- Tinggi mercu : 1.50 meter
- Lebar pintu Intek : 2 x 1.00 meter
- Lebar Pintu penguras : 1 x 2.00 meter
2. Kondisi Bangunan dan Pintu Air
Kondisi bangunan dan pintu daerah irigasi Langkemme sebagian besar masih dalam kondisi baik dan beberapa bangunan dan pintu mengalami kerusakan, baik rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat. Data mengenai kondisi fisik bangunan dan pintu daerah irigasi Langkemme dapat dilihat pada lampiran 7.
3. Saluran Pembawa
Sistem saluran pembawa pada daerah irigasi Langkemme terdiri atas saluran induk, saluran sekunder, saluran suplesi dan saluran tersier. Adapun data hasil penelusuran jaringan irigasi untuk kondisi fisik saluran irigasi daerah irigasi Langkemme dapat dilihat pada lampiran 7.
I. Rencana Tata Tanam (RTT)
Sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kantor Pengamat/UPTD DI Langkemme rencana dan realisasi tanam tahun 2018-2019, pola tanam yang ada sekarang ialah padi – padi dengan intensitas tanam ± 200%, namun pada pertengahan 2019 ada beberapa areal yang kekeringan sehingga produktivitasnya kemungkinan berkurang.
Untuk meningkatkan pendapatan, kesempatan kerja, dan mendukung pembangunan pertanian kedepan, setelah jaringan irigasi diperbaiki, maka direkomendasikan pola tanam sesuai kondisi air yang tersedia yaitu:
- Musim tanam I (Musim Hujan) mulai dari Desember-1 : Padi (100 %) = 5.028 ha
- Musim tanam II (Musim Hujan) mulai dari April-2 : Padi (100 %) = 5.028 ha
- Musim tanam III (Musim Kemarau) mulai dari Agustus-2 : Palawija (20 %) = 1.005 ha
Hal tersebut dapat dicapai dengan pembagian secara bergiliran mengingat ketersediaan air yang terbatas.
Pada saat sekarang maka dianjurkan tetap mengikuti pola tanam yang ada karena keterbatasan debit yang tersedia, namun pada musim kemarau yaitu pada bulan Agustus - Nopember bisa tanam palawija dengan areal terbatas berkisar 1.000 ha saja. Anjuran Pola Tanam ini harus didiskusikan dengan petani dan disosialisasikan dalam rapat tudang sipulung tingkat daerah irigasi.
J. Rencana Pembagian Air (RPA)
Berdasarkan ketersedian air yang ada di Bendung Langkemme dan kebutuhan air untuk irigasi guna mengairi areal seluas 5.028 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija dengan intensitas tanam 220% maka dari hasil kesetimbangan air DI Langkemme kelihatan bahwa air yang tersedia tidak cukup untuk mengairi kebutuhan air irigasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar grafik.
Berdasarkan Gambar 4 maka kelihatan bahwa kebutuhan air pada musim tanam Padi I dan Padi II lebih besar dari debit air yang tersedia di sungai, oleh karena itu agar mencapai intensitas tanam sesuai rencana maka perlu dilakukan pemberian air secara giliran.

Gambar 4 Grafik Kebutuhan Air Daerah Irigasi Langkemme
K. Pola dan Jadwal Tanam
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman selama waktu satu tahun. Rencana tata tanam suatu daerah irigasi adalah suatu daftar perhitungan atau grafik yang menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
- Berapa rencana luas tanam.
- Kapan diadakan pengeringan saluran.
- Kapan mulai tanam.
Jadwal tanam definitif setiap tahun atau musim tanam tergantung kepada kondisi musim / kondisi hidrologi pada saat itu yang ditetapkan oleh pada saat tudang sipulung dengan hasil kesepakatan petani.
Tabel 4 Pola Tanam dan Jadwal Tanam Daerah Irigasi Langkemme Kabupaten Soppeng
|
No |
Musim Tanam |
Jenis Tanaman |
Pegolahan Lahan |
Awal Tanam |
|
1 |
MT I |
Padi Gaduh |
Oktober |
Oktober |
|
2 |
MT II |
Padi Rendengan |
April |
April |
Secara umum pola tanam yang umum dilaksanakan adalah sebagai berikut :
|
Musim Tanam Ke- |
Luas Areal Tanam (Ha) |
Bulan |
Luas Areal Panen |
Rata² Produksi Ton/Ha |
|||||||||||
|
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
Jul |
Agu |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
||||
|
MT-I |
5.028 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.028 |
5,5 |
|
MT-II |
5.028 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.050 |
6,0 |
|
Intensitas Tanam Padi : 100% |
|||||||||||||||
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2020
Gambar 5 Pola Tanam Eksisting di Daerah Irigasi Langkemme
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat terdapat perbedaan antara rencana jadwal tanam dan Pola tanam eksisting di Daerah Irigasi Langkemme serta dengan menggunakan pola rotasi tersier. Pada musim tanam I dimulai di pertengahan Bulan Oktober, jenis tanaman yaitu padi dengan luas areal tanam sebesar 5,028 Ha, luas areal panen 5,028 Ha dan rata-rata produksi 5,5 ton/ha. Pada musim tanam II dimulai di awal Bulan April jenis tanaman yaitu padi 5,028 ha dan areal luas panen 4,050 rata-rata produksi 6,0 ton/ha.
L. Profil Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A
Pentingnya kelembagaan P3A dibangun oleh karena P3A merupakan wadah dari petani dan untuk petani sendiri yang mengelola air irigasi.Peranan P3A sangat besar untuk diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang O&P, khususnya di jaringan tersier. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah wadah untuk menampung kepentingan dan kegiatan petani secara bersama dalam mengelola air irigasi dalam satu atau lebih petak tersier. P3A merupakan perkumpulan lembaga social masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Tujuan dibentuknya P3A adalah untuk mengorganisasikan petani dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pembangunan, rehabilitasi, O&P jaringan irigasi dalam petak tersier atau mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia didalam petak tersier dalam rangka peningkatan kesejahteraan para petani pemakai air sebagai anggota P3A.
Dimana peran serta petani pemakai air dalam pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan penegasan kembali ketentuan-ketentuan yang telah ada seperti UU RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan PP RI No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi. Dalam PP RI No. 23 Tahun 1982 peran serta petani dimungkinkan dalam hal: pengurusan (Pasal 2 ayat 2), pembangunan air irigasi (Pasal 17 dan 18), perkumpulan petani pemakai air (Pasal 20), pembangunan jaringan irigasi desa (tersier) (Pasal 26), eksploitasi dan pemeliharaan (pasal 28 ayat 2), pengamanan (Pasal 32), dan pembiayaan untuk pembangunan, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi (Pasal 33 ayat 3 dan Pasal 35 ayat 3). Adapun Nama P3A/GP3A dan Poktan/Gapoktan daerah irigasi Langkemme dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Status hukum P3A/GP3A yang ada di DI. Langkemme terdiri dari dua tingkatan yaitu ; (1) AD/ART sudah disahkan oleh Bupati, (2) sudah memiliki Akta Notaris, dan untuk terdftar dipengadilan Negeri masih berproses. Adapun ringkasan status P3A/GP3A yang sudah terbentuk dapat dilihat pada Tabel 2.21.
Tabel 5 Status P3A/GP3A yang Sudah Terbentukpada daerah irigasi Langkemme
|
Organisasi |
Jumlah Yang Sudah Terbentuk |
Status Hukum |
Unit |
Persentase |
|
IP3A |
|
SK Bupati |
0 |
0 |
|
Akta Notaris |
|
|
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
0 |
0 |
||
|
GP3A |
8 |
SK Bupati |
2 |
25 |
|
Akta Notaris |
0 |
0 |
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
0 |
0 |
||
|
P3A |
77 |
SK Bupati |
1 |
1,29 |
|
Akta Notaris |
1 |
1,29 |
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
0 |
0 |
Sumber : Data Sekunder PSETK, 2020