Bendung Paku terletak di wilayah administrasi Desa Paku, Kabupaten Polman, berada pada titik koordinat 3°28' LS sampai 3°38' dan 119°27' BT sampai 119°30' BT serta berada pada wilayah satuan wilayah sungai (WS) Saddang.
Kondisi daerah irigasi Paku secara umum merupakan daerah dataran rendah yang berhubungan dengan tambak dan pantai/laut teluk mandar. Elevasi daerah irigasi paku berdasarkan peta rupa bumi skala 1 : 50.000 terletak pada ketinggian + 16 meter diatas permukaan laut.
Daerah irigasi Paku kanan yang sudah berfungsi secara keseluruhan berada pada wilayah administrasi desa Paku Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman membentang ke arah timur- barat serta terletak disekitar jalan poros Polewali – Makassar. Luas daerah irigasi paku berdasarkan data yang ada yaitu 666 Ha yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Polman dan sudah ada jaringan irigasi, sementara 381 Ha berada pada wilayah administrasi Kabupaten Pinrang dimana areal tersebut merupakan areal rencana pengembangan.
Adapun lokasi pelayanan daerah irigasi Paku adalah sebagai berikut :
-
- Desa Mirring Kecamatan Binuang ( 125,44 Ha)
- Desa Paku Kecamatan Binuang ( 540,56 Ha)
A. Sejarah Perkembangan Daerah irigasi Paku
Bendung D.I Paku dibangun diatas sungai Galang-galang Paku pada tahun 1985 melalui proyek dari Pusat, Pada tahun 1992 bangunan ini di rehab karena beberapa bagian mengalami kerusakan.
Studi dan perencanaan yang pernah dilakukan berkaitan dengan jaringan irigasi paku antara lain tahun 1993 Pengukuran dan perencanaan irigasi D.I Paku oleh konsultan PT.Wiratman & Ass, Revisi dan perbaikan bendung paku oleh desain unit Dinas PU Pengairan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 1991, Detail Desain bendung dan jaringan utama Paku Kabupaten Polmas Tahun 2001.
B. Lokasi Daerah Irigasi Paku
Bendung dan daerah irigasi Paku merupakan Daerah irigasi lintas provinsi dimana jaringannya berada di wilayah administrasi Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Polman dengan luas wilayah 601 Ha berada diKabupaten Polman dan 381 Ha berada di Kabupaten Pinrang. Berikut peta areal fungsional sawah daerah irigasi Paku yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Lokasi daerah irigasi Paku
C. Sumber Air
Sungai Galang galang Paku sebagai sumber utama dari daerah irigasi Paku yang berfungsi menyuplai kebutuhan air irgasi bagi petani di DI Paku, Sungai Galang-galang Paku cukup berpotensi dan menjamin ketersediaan air di setiap Musim Tanam.
D. Ketersediaan Air
Ketersediaan air pada daerah pengaliran sungai (DPS) galang-galang pada Bendung Paku dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Ketersediaan air pada daerah pengaliran sungai (DPS) galang-galang
|
Bulan |
Periode |
Potensi Air (m3/dtk) |
|
Januari |
I |
1,35 |
|
II |
1,38 |
|
|
Februari |
I |
1,24 |
|
II |
0,72 |
|
|
Maret |
I |
1,09 |
|
II |
1,37 |
|
|
April |
I |
2,23 |
|
II |
1,85 |
|
|
Mei |
I |
2,57 |
|
II |
1,74 |
|
|
Juni |
I |
1,49 |
|
II |
1,40 |
|
|
Juli |
I |
0,80 |
|
II |
0,85 |
|
|
Agustus |
I |
0,75 |
|
II |
0,65 |
|
|
September |
I |
0,59 |
|
II |
0,57 |
|
|
Oktober |
I |
0,48 |
|
II |
0,46 |
|
|
November |
I |
0,84 |
|
II |
0,68 |
|
|
Desember |
I |
1,54 |
|
II |
1,53 |
E. Alokasi Air
Berdasarkan potensi air yang ada serta kebutuhan air irigasi dengan pola tanam rencana yang diambil serta intensitas tanam sebesar 200% dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Potensi dan kebutuhan air irigasi
|
Bulan |
Periode |
Potensi Air (m3/dtk) |
Kebutuhan Air Irigasi (m3/dtk) |
|
Januari |
I |
1,35 |
0,96 |
|
II |
1,38 |
0,92 |
|
|
Februari |
I |
1,24 |
0,88 |
|
II |
0,72 |
0,53 |
|
|
Maret |
I |
1,09 |
0,50 |
|
II |
1,37 |
0,81 |
|
|
April |
I |
2,23 |
0,91 |
|
II |
1,85 |
0,85 |
|
|
Mei |
I |
2,57 |
0,84 |
|
II |
1,74 |
0,88 |
|
|
Juni |
I |
1,49 |
0,66 |
|
II |
1,40 |
0,46 |
|
|
Juli |
I |
0,80 |
0,06 |
|
II |
0,85 |
0,00 |
|
|
Agustus |
I |
0,75 |
0,00 |
|
II |
0,65 |
0,00 |
|
|
September |
I |
0,59 |
0,00 |
|
II |
0,57 |
0,00 |
|
|
Oktober |
I |
0,48 |
0,00 |
|
II |
0,46 |
0,00 |
|
|
November |
I |
0,84 |
0,49 |
|
II |
0,68 |
1,02 |
|
|
Desember |
I |
1,54 |
1,09 |
|
II |
1,53 |
0,98 |
|
|
Jumlah |
28,17 |
12,84 |
|
F. Saluran Induk
Daerah irigasi Paku memiliki luas areal 666 Ha. Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Paku dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Paku
|
No |
Nama Saluran |
Panjang saluran (meter) |
Luas Layanan (Ha) |
|
1 |
Sal. Induk Paku |
2.800 |
15 Ha |
|
2 |
Sal. Sekunder Paku |
5.250 |
651 Ha |
G. Bendung Paku
Kondisi Bendung Paku yang dikonstruksi sejak tahun 1980/1981 dengan konstruksi pasangan batu, mengalami perbaikan selama 2 kali yaitu pada tahun 1983 dan 1991/1992. Bendung Paku tidak mampu menahan banjir yang datang sebagaimana dialami pada tahun 1995 yang menyebabkan Bendung tersebut rusak dan tidak berfungsi. Selain itu, kapasitas jaringan utama yang ada dirasakan sudah tidak mampu lagi mensuplai kebutuhan pengembangan areal irigasi.

Gambar 2 Bendung Paku
Perbaikan tahun 1991/1992 ini dilakukan karena terjadinya banjir yang mengakibatkan tergerusnya saluran pengelak yang diletakkan pada tebing sebelah kanan sungai, dimana pada tebing sebelah kanan ini diletakkan pintu pengambilan.
Selama mengalami perbaikan ini bentang Bendung Paku berubah dari desain yang direncanakan selebar 46,70 meter menjadi 66,70 meter. Berikut data teknis Bendung Paku dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Data Teknis Bendung Paku
|
BENDUNG PAKU |
||
|
1 |
Luas Layanan |
666 Ha |
|
2 |
Type Bendung |
Tetap |
|
3 |
Type Mercu |
Ogee |
|
4 |
Tinggi Bendung |
7 Meter |
|
5 |
Lebar Mercu/Melintang |
66 Meter |
|
6 |
Lebar Mercu/Punggung |
2.10 Meter |
|
7 |
Lebar Pintu Intake |
1.40 Meter |
|
8 |
Lebar Pintu Penguras Kanan |
1.40 Meter |
|
9 |
Lebar Pintu Penguras Kiri |
1.40 Meter |
|
10 |
Panjang Kantong Lumpur |
200 Meter |
|
11 |
Lebar Kantong Lumpur |
70 cm |
|
12 |
Panjang Saluran Induk |
2.800 Meter |
|
13 |
Panjang Saluran Sekunder |
5.750 Meter |
|
14 |
Panjang Saluran Pembuang |
8 Km |
|
15 |
Panjang Sayap Kanan |
37 Meter |
|
16 |
Panjang Sayap Kiri |
37 Meter |
|
17 |
Panjang Jembatan |
70.20 Meter |
|
18 |
Lebar Jembatan |
1.75 Meter |
|
19 |
Tinggi Bangunan Pintu Intake |
4.20 Meter |
|
20 |
Tinggi Bangunan Pintu Penguras |
6.60 Meter |
|
21 |
Panjang Bangunan Pintu Penguras |
8.00 Meter |
H. Kondisi Bangunan dan Pintu Air
Bangunan- bangunan irigasi yang ada pada jaringan utama daerah irigasi paku sebagai berikut :
- Bendung : 1 buah
- Bangunan Bagi sadap : 5 buah
- Bangunan sadap : 1 buah
- Talang : 4 buah
- Gorong-gorong : 8 buah
- Gorong-gorong silang : 5 buah
Bangunan bagi dan sadap
Bangunan bagi dan sadap adalah bangunan utama pengatur dan pemberi air irigasi ke saluran sekunder berikutnya atau yang mensuplai air irigasi ke petak-petak tersier. Pada bangunan bagi dan sadap di jaringan irigasi D.I Paku dilengkapi dengan pengatur berupa pintu sorong. Berikut Nomenklatur Bangunan Pada D.I Paku.
- BP.1 : Bangunan Bagi sadap
- BP.2 : Bangunan Bagi sadap
- BP.3 : Bangunan Bagi sadap
- BP.4 : Bangunan Bagi sadap
- BP.5 : Bangunan Bagi Sadap
- BP.6 : Bangunan Sadap
Bangunan pelengkap
Bangunan pelengkap pada jaringan utama D.I Paku sebagai berikut :
- BP.2a : Talang
- BP.2b : Gorong-gorong pembuang
- BP.2c : Gorong-gorong pembuang
- BP.2d : Gorong-gorong pembuang
- BP.2c : Gorong-gorong pembuang
- BP.2e : Gorong-gorong pembuang
- BP.2f : Talang
- BP.2g : Gorong-gorong pembuang
- BP.3 : Talang
- BP.3a : Gorong-gorong
- BP.4 : Gorong-gorong
- BP.4a : Gorong-gorong
- BP.5a : Gorong-gorong
- BP.6a : Talang
- BP.6b : Gorong-gorong
- BP.6c : Gorong-gorong
Adapun data hasil penelusuran jaringan irigasi untuk kondisi fisik bangunan dan pintu daerah irigasi Paku dapat dilihat pada lampiran 7.
I. Saluran Pembawa
Sistem saluran pembawa pada daerah irigasi paku terdiri atas saluran sekunder, saluran muka dan saluran tersier. Tipe saluran pembawa ini terdiri dua jenis yaitu saluran dengan pasangan batu dan saluran tanah. Saluran dari pasangan batu ini berbentuk segi empat terdapat pada ruas I dan ruas II dengan panjang keseluruhan adalah 2.772 meter. Saluran tanah berbentuk trapezium terdapat pada ruas III sampai ruas IV seta pada saluran muka dengan panjang saluran keseluruhan adalah 8.372 meter.
Adapun data hasil penelusuran jaringan irigasi untuk kondisi fisik saluran irigasi daerah irigasi Paku dapat dilihat pada lampiran 7.
J. Rencana Tata Tanam (RTT)
Penyusunan Rencana Tata Tanam (RTT) dan Rencana Pembagian Air (RPA) dilaksanakan pada setiap awal musim tanam dengan melibatkan beberapa pihak terkait seperti UPTD Pengairan dan Dinas pertanian (BPP).
Dalam pelaksanaannya, karena beberapa hal dan kondisi tertentu kadang-kadang RTT dan RPA sedikit bergeser. Kondisi ini terjadi akibat tidak maksimalnya atau kurang berfungsinya kelengkapan jaringan irigasi, pintu pembagi air misalnya, termasuk juga pengendapan yang hampir 1/3 memenuhi saluran sehingga jumlah dan kualitas air terutama di hilir jaringan berkurang. Pergeseran dari RPA tidak sampai menimbulkan konflik, meskipun perbedaan pendapat sering terjadi yang diselesaikan dengan cara musyawarah dan koordinasi antar pemakai air.
Rencana tata tanam yang dilaksanakan di Daerah Irigasi (DI) Paku adalah IP 250 atau indeks penanaman 3 kali setahun dengan pola Padi-Padi-Palawija dan pola tanam padi – padi atau indeks prtanaman 2 kali setahun tanam padi.
Pola tanam daerah irigasi paku dengan kondisi yang ada sekarang adalah padi – padi dengan intensitas tanam 175 %.
- Musim Tanam I (MT I) : Oktober – Januari
- Musim Tanam II (MT II : Februari - Mei
Meskipun demikian secara umum pengoperasin jaringan irigasi sudah dapat dilaksanakan oleh Petani/petugas teknik P3A, meski tanpa dipungkiri masih perlu peningkatan pengetahuan teknis operasi, misalnya dengan pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Partisipatif yang dari awal melibatkan masyarakat petani.
K. Rencana Pembagian Air (RPA)
Satuan kebutuhan air irigasi rencana yang dipakai berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan air maksimum pada D.I Paku. Dari perhitungan tersebut didapat satuan kebutuhan air irigasi yang dipakai untuk saluran pembawa sebesar 1,81 lt/dt/ha.
Tabel 5 Debit rencana daerah irigasi Paku
|
Nama Bangunan |
Nama Petak |
Luas (Ha) |
Debit Rencana (lt/dk) |
|
BP.1 |
P1.Ki |
11,70 |
21,21 |
|
BP.2 |
P2.Ki.1 |
17,70 |
32,08 |
|
P2.Ki.2 |
95,90 |
173,84 |
|
|
BP.3 |
P3.Ki.1 |
98,10 |
177,82 |
|
P3.Ki.2 |
42,10 |
76,31 |
|
|
BP.4 |
P4.Ki |
45,80 |
83,02 |
|
BP.5 |
P5.Ki |
59,00 |
106,95 |
|
BP.6 |
P6.Ki |
95,55 |
173,20 |
|
P6.Tg |
51,70 |
93,72 |
|
|
P6.Ka |
83,45 |
151,27 |
Tabel 6 Kapasitas saluran daerah irigasi Paku
|
Ruas Saluran |
Nama Bangunan |
Luas (Ha) |
Kapasitas Rencana (lt/dtk) |
|
I |
BP.0 - BP.1 |
601,00 |
1.089,42 |
|
II |
BP.1 - BP.2 |
589,30 |
1.068,21 |
|
III |
BP.2 - BP.3 |
475,70 |
862,29 |
|
IV |
BP.3 - BP.4 |
335,50 |
608,15 |
|
V |
BP.4 - BP.5 |
289,70 |
525,13 |
|
VI |
BP.5 - BP.6 |
230,70 |
418,18 |

Gambar 3 Kebutuhan air irigasi untuk D.I Paku
L. Pola dan Jadwal Tanam
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman selama waktu satu tahun. Rencana tata tanam suatu daerah irigasi adalah suatu daftar perhitungan atau grafik yang menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
- Berapa rencana luas tanam.
- Kapan diadakan pengeringan saluran.
- Kapan mulai tanam.
Secara umum pola tanam dan jadwal tanam untuk Daerah Irigasi Paku adalah sebagai berikut :
Tabel 7 Pola Tanam dan Jadwal Tanam Daerah Irigasi Paku
|
No |
Musim Tanam |
Jenis Tanaman |
Pengolahan Lahan |
Awal Tanam |
|
1
|
MT-I |
Padi Gaduh |
Oktober |
Oktober |
|
2
|
MT-II |
Padi Rendengan |
Februari |
Februari |
Jadwal tanam definitif setiap tahun atau musim tanam tergantung kepada kondisi musim / kondisi hidrologi pada saat itu yang ditetapkan oleh pada saat tudang sipulung dengan hasil kesepakatan petani . Secara umum pola tanam yang umum dilaksanakan adalah sebagai berikut :
|
Musim Tanam |
Luas Areal Tanam (Ha) |
Bulan |
Luas Areal Panen |
Rata² Produksi Ton/Ha |
|||||||||||
|
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
Jul |
Agu |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
||||
|
MT-I |
666 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
666 |
6,1 |
|
MT-II |
400 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
400 |
6.00 |
|
|
|||||||||||||||
|
Intensitas Tanam Padi : 100% |
|||||||||||||||
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2020
Gambar 4 Pola Tanam Eksisting di Daerah Irigasi Paku
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat terdapat perbedaan antara rencana jadwal tanam dan Pola tanam eksisting di Daerah Irigasi Paku serta dengan menggunakan pola rotasi tersier. Pada musim tanam I dimulai di pertengahan Bulan Oktober, jenis tanaman yaitu padi dengan luas areal tanam sebesar 666Ha, luas areal panen 666 Ha dan rata-rata produksi 6,1 ton/ha. Pada musim tanam II dimulai di awal Bulan Februari jenis tanaman yaitu padi ±400 ha, rata-rata produksi 6,0ton/ha.
M. P3A/GP3A/IP3A
Pentingnya kelembagaan P3A dibangun oleh karena P3A merupakan wadah dari petani dan untuk petani sendiri yang mengelola air irigasi.Peranan P3A sangat besar untuk diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang O&P, khususnya di jaringan tersier.
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah wadah untuk menampung kepentingan dan kegiatan petani secara bersama dalam mengelola air irigasi dalam satu atau lebih petak tersier. P3A merupakan perkumpulan lembaga social masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Tujuan dibentuknya P3A adalah untuk mengorganisasikan petani dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pembangunan, rehabilitasi, O&P jaringan irigasi dalam petak tersier atau mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia didalam petak tersier dalam rangka peningkatan kesejahteraan para petani pemakai air sebagai anggota P3A.
Dimana peran serta petani pemakai air dalam pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan penegasan kembali ketentuan-ketentuan yang telah ada seperti UU RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan PP RI No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi. Dalam PP RI No. 23 Tahun 1982 peran serta petani dimungkinkan dalam hal: pengurusan (Pasal 2 ayat 2), pembangunan air irigasi (Pasal 17 dan 18), perkumpulan petani pemakai air (Pasal 20), pembangunan jaringan irigasi desa (tersier) (Pasal 26), eksploitasi dan pemeliharaan (pasal 28 ayat 2), pengamanan (Pasal 32), dan pembiayaan untuk pembangunan, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi (Pasal 33 ayat 3 dan Pasal 35 ayat 3). Adapun Nama IP3A/GP3A/P3A dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Nama IP3A/P3A/GP3A daerah irigasi Paku beserta Luas Hektar (Ha)
|
No |
Nama IP3A/GP3A/P3A |
Saluran Induk/Sekunder |
Lokasi |
Alamat |
Pengurus |
Tanggal |
|||
|
Petak Tersier |
Luas (Ha) |
Desa |
Kecamatan |
Jabatan |
Nama |
||||
|
1 |
IP3A Mattirowali |
D.I Paku dan D.I Kunyi |
150 |
2570 |
25 Desa |
4 Kecamatan |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Muh.Arsyad. AS Mad Sultan |
28-02-2017 |
|
2 |
GP3A Samaturu |
D.I Paku |
60 |
666 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Abdul Kadir Abd.Rahman Anwar Mahmud |
29-07-2019 |
|
3 |
P3A Katumbangan |
D.I Paku |
|
125,44 |
Mirring |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Sultan Saleng H. Siara |
11-04-2013 |
|
4 |
P3A Sippajo |
D.I Paku |
|
75,57 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
M.Rasyid Saba Lawakkang |
12-12-2016 |
|
5 |
P3A Padaidi |
D.I Paku |
|
105,75 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Syarifuddin Jaka Amiruddin |
13-03-2007 |
|
6 |
P3A Sipatuo |
D.I Paku |
|
115,80 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Jamaluddin Saida Abd.Wahab |
19-12-2013 |
|
7 |
P3A Siamaesi |
D.I Paku |
|
120,60 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Abd.Rahman Anwar Mahmud Saharuddin |
11-03-2013 |
|
8 |
P3A Mattiro Tasi |
D.I Paku |
|
62,45 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Abd.Kadir Jumri Rusli |
11-03-2013 |
|
9 |
P3A Sipakatuo |
D.I Paku |
|
60,39 |
Paku |
Binuang |
Ketua Sekretaris Bendahara |
Abd.Jalal TS Ridwan Syamiuddin |
17-12-2012 |
Sumber Data : Kepala Desa Paku,PPL Paku,Bendahara GP3A,Bendahara IP3A,Ketua P3A,Ketua Poktan