A. Profil Umum Daerah Irigasi Ponre-Ponre
Daerah Irigasi Ponre-Ponre dengan lokasi Bendung terletak di Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng Kabupaten Bone dengan luas areal 4.411 Ha. Daerah irigasi Ponre-Ponre masuk dalam Wilayah Sungai Walanae Cenranae. Hulu saluran sekunder D.I Ponre-Ponre yaitu sekunder mattoanging dan sekunder ajangale. Sedangkan Tengahnya terdapat sekunder swadaya dan sekunder tonra. Adapun hilinya terdapat sekunder ujung ale dan sekunder walanae.
Berikut ini adalah lokasi pelayanan daerah irigasi Ponre-Ponre sebagai berikut :
-
-
-
- Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
- Desa Mario Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
- Desa Poleonro Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
- Desa Bune Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
- Desa Mattirowalie Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
- Desa Tompong Patu Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
-
-
-
B. Sejarah Perkembangan Daerah irigasi Ponre-Ponre
Bendungan Ponre-Ponre dibangun pada tahun 2010, dan telah mengalami beberapa kali rehabilitasi. Bendungan Ponre-ponre terletak di Kabupaten Bone. Bendungan yang memiliki tinggi 55 m dengan kapasitas tampung bersih (efektif) 48,7 juta meter kubik serta luas genangan 300 ha serta catchment areal seluas 78 km. tersebut berada di sungai Tinco, anak sungai walanae, yang secara administratif berada di kecamatan Kahu dan Libureng. Kabupaten Bone, sekitar 120 km dari Makasar. Bendungan dengan jenis urugan baru dengan lapis beton (Concrete Faced Rockfill dam) ini dibangun selama 34 bulan dan merupakan bagian dari loan JBIC Ip 509 (DISMP) diperkirakan kurang dari satu tahun waktu untuk mengisi bendungan dapat menjalani fungsinya sebagai sumber air, yaitu untuk meningkatkan sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi, dengan daerah irigasi yang mampu di airi seluas 4,411 ha. Keberdaan bendungan ini merupakan bagian dari upaya dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk Surplus beras hingga 1,5 juta ton.
C. Lokasi Daerah Irigasi Ponre-Ponre
Daerah Irigasi Ponre-Ponre terletak di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi DI Ponre-Ponre sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Lokasi Daerah Irigasi Ponre-Ponre
D. Sumber Air
Sumber air utama untuk daerah irigasi Ponre-Ponre berasal dari Bendungan Ponre–Ponre yang bersumber dari Sungai Ponre-ponre - Tinco WS Walanae-Cenranae Kabupaten Bone. Bendungan Ponre-ponre terletak di Kec. Kahu dan Libureng Kabupaten Bone.
E. Ketersediaan Air
Ketersediaan air di Bendungan Ponre-Ponre atau debit andalan dihitung berdasarkan data debit yang tersedia sejak tahun 2015-2019, yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang, sebagaimana ditunjukkan pada Data dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Debit andalan Sungai Ponre-Ponre (Q80% )
|
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
|||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
|
1.26 |
1.26 |
1.31 |
1.31 |
0.97 |
0.97 |
0.76 |
0.76 |
0.80 |
0.80 |
0.56 |
0.56 |
|
|
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
Nopember |
Desember |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
0.38 |
0.38 |
0.29 |
0.29 |
0.13 |
0.13 |
0.12 |
0.12 |
0.21 |
0.21 |
0.53 |
0.53 |
Sumber: Hasil Perhitungan
F. Alokasi Air
Berdasarkan ketersedian air yang ada di Bendungan Ponre-Ponre dan kebutuhan air untuk irigasi guna mengairi areal seluas 2.000 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija dengan intensitas tanam 200% maka dari hasil kesetimbangan air DI Ponre-Ponre kelihatan bahwa air yang tersedia tidak cukup untuk mengairi kebutuhan air irigasi sebagaimana dapat dilihat pada grafik gambar 2.

Gambar 2. Grafik Neraca Air DI Ponre-Ponre (padi – padi - palawija)
Sumber: Hasil Perhitungan
Berdasarkan grafik diatas maka kelihatan bahwa kebutuhan air pada musim tanam Padi I dan Padi II lebih besar dari debit air yang tersedia di sungai, oleh karena itu agar mencapai intensitas tanam sesuai rencana maka perlu dilakukan pemberian air secara giliran.
G. Profil Teknis
Daerah irigasi Ponre-Ponre memiliki luas areal 4.411 Ha. Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Ponre-Ponre dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Ponre-Ponre
|
No |
Nama Saluran |
Panjang saluran (meter) |
Luas Layanan (Ha) |
|
1 |
Sal. Induk Ponre-Ponre Kiri |
6.749 m |
164 Ha |
|
2 |
Sal. Induk Ponre-Ponre Kanan |
11.911 m |
313 Ha |
|
3 |
Sal. Sekunder Ujung Ale |
1.802 m |
179 Ha |
|
4 |
Sal. Sekunder Talumae |
5.939 m |
473 Ha |
|
5 |
Sal. Sekunder Swadaya |
7.330 m |
563 Ha |
|
6 |
Sal. Sekunder Bune |
4.565 m |
484 Ha |
|
7 |
Sal. Sekunder Pattiro |
3.904 m |
326 Ha |
|
8 |
Sal. Sekunder Latonrong |
3.730 m |
291 Ha |
|
9 |
Sal. Sekunder Sungai Walanae |
1.183 m |
166 Ha |
|
10 |
Sal. Sekunder Mattoanging |
4.284 m |
404 Ha |
|
11 |
Sal. Sekunder Bulu-Bulue |
641 m |
115 Ha |
|
12 |
Sal. Sekunder Pangi-Pangi |
1.807 m |
128 Ha |
|
13 |
Sal. Sekunder Tebu |
916 m |
64 Ha |
|
14 |
Sal. Sekunder Tonra |
3.780 m |
235 Ha |
|
15 |
Sal. Sekunder Topon Batu |
2.577 m |
264 Ha |
|
16 |
Sal. Sekunder Ajangale |
2.593 m |
141 Ha |
H. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
1. Kondisi Bangunan Utama
Bendungan Ponre-Ponre yang terletak di Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng Kabupaten Bone dibangun pada tahun 2010 dengan kondisi saat ini masih dalam kondisi baik. Hal itu berdasarkan pengamatan di lapangan serta pengumpulan data-data mengenai Bendungan Ponre-Ponre. Namun pada saat ini kondisi pintu pengambilan dan pintu penguras sudah ada yang susah dioperasikan perlu ada perbaikan ulang.

Gambar 3 Bendungan Ponre-Ponre
Struktur Bendungan
- Tubuh Bendungan
- Tipe bendungan : CFRD (Concrete Faced Rockfill Dam)
- Dimensi Bendungan : Tinggi 55 m, Volume timbunan 450.000 m3.
- Lebar puncak bendungan : 8 m
- Bentang Bendungan : 235 m
- Kapasitas bersih / efektif : 40,4 juta m3.
- Volume tampungan mati : 7,0 juta m3
- Parapet Wall Bendungan : +221,5
- Crest Bendungan : +220,5
- PMF : +219,78
- FWL : +218,44
- FSL (crest spillway) : +216,0
- Kemiringan tubuh dam : 1 : 1,4
- Elevasi puncak Coffer Dam : +186,22
- Pelimpah
- Bangunan pelimpah : Pelimpah tanpa pintu dengan lebar mercu 30 m.
- Lebar saluran : 15 m
- Panjang : 146 m
- Peredam energi : tipe flip bucket dan plunge pool.
- Elevasi puncak : +216,00
- Dasar kolam olak : +162,00
- Lebar pelimpah : 30 m
- Debit inflow : Debit puncak (PMF) = 1.590 m3/s
- Debit Outflow : 563 m3/s.
- Debit puncak dam : Q 1000 = 873 m3/s, Q 100 = 668 m3/s, Q 2 = 294 m3/s
- Terowongan Pengelak
- Terowongan Pengelak : Diamater 4 m, panjang 235 m
- Dasar Inletnya : +168,5
- Dasar Ouletnya : +166,0
- Kondisi Bangunan dan Pintu Air
Kondisi bangunan dan pintu daerah irigasi Ponre-Ponre sebagian besar masih dalam kondisi baik dan beberapa bangunan dan pintu mengalami kerusakan, baik rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat. Data mengenai kondisi fisik bangunan dan pintu daerah irigasi Ponre-Ponre dapat dilihat pada lampiran 7.
2. Saluran Pembawa
Sistem saluran pembawa pada daerah irigasi Ponre-Ponre terdiri atas saluran induk, saluran sekunder, saluran muka dan saluran tersier. Adapun data hasil penelusuran jaringan irigasi untuk kondisi fisik saluran irigasi daerah irigasi Ponre-Ponre dapat dilihat pada lampiran 7.
Saluran Induk
Saluran Induk Kiri Ponre-Ponre mempunyai panjang 6.75 km, dengan jumlah bangunan bagi/sadap 6 buah, bangunan sadap 34 dan bangunan pelengkap sebanyak 1 buah.
Saluran Induk Kiri Ponre ponre 2686 Ha
- Sekunder Ajangale
- Sekunder Talumae
- Sekunder Swadaya
- Sekunder Pattiro
- Sekunder Bune
- Sekunder Latonrong
- Sekunder Swadaya
Saluran Induk Kanan Ponre ponre 1725 Ha
- Sekunder Mattoanging
- Sekunder Pangi-Pangi
- Sekunder Tebu
- Sekunder Tonra
- Sekunder Topong Patu
- Sekunder Ujung Ale
Saluran Induk Kanan Ponre-Ponre mempunyai panjang 11.90 km, dengan jumlah bangunan bagi/sadap 6 buah, bangunan sadap 24.
Saluran Sekunder
Pada DI Ponre-Ponre terdapat 15 saluran sekunder dengan panjang total 46,89 km dengan jumlah bangunan 70 buah yang terdiri dari bangunan bagi/sadap 12 buah dan bangunan sadap 58 buah dan bangunan pelengkap 1 buah.
Petak Tersier
Petak tersier pada DI Ponre-Ponre sebanyak 134 petak dengan luas areal potensial 4.411ha dan luas fungsional 2.000 ha.
I. Rencana Tata Tanam (RTT)
Sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kantor Pengamat/UPTD Ponre-Ponre rencana dan realisasi tanam tahun 2014-2015, pola tanam yang ada sekarang ialah padi – padi dengan intensitas tanam ± 200%, namun pada pertengahan 2015 ada beberapa areal yang kekeringan sehingga produktivitasnya kemungkinan berkurang.
Untuk meningkatkan pendapatan, kesempatan kerja, dan mendukung pembangunan pertanian kedepan, setelah jaringan irigasi diperbaiki, maka direkomendasikan pola tanam sesuai kondisi air yang tersedia yaitu:
- Musim tanam I (Musim Hujan) mulai dari Desember-1 : Padi (100 %) = 2.000 ha
- Musim tanam II (Musim Hujan) mulai dari April-2 : Padi (100 %) = 1.200 ha
- Musim tanam III (Musim Kemarau) mulai dari Agustus-2 : Palawija (20 %) = 400 ha
Hal tersebut dapat dicapai dengan pembagian secara bergiliran mengingat ketersediaan air yang terbatas.
Pada saat sekarang maka dianjurkan tetap mengikuti pola tanam yang ada karena keterbatasan debit yang tersedia, namun pada musim kemarau yaitu pada bulan Agustus - Nopember bisa tanam palawija dengan areal terbatas berkisar 400 ha saja. Anjuran Pola Tanam ini harus didiskusikan dengan petani dan disosialisasikan dalam rapat tudang sipulung tingkat daerah irigasi.
J. Rencana Pembagian Air (RPA)
Kebutuhan air untuk berbagai jenis tanaman sesuai dengan anjuran pola tanam dihitung berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi (KP-01). Hal-hal yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air tanaman di areal persawahan adalah sebagai berikut :
- Kebutuhan air untuk penyiapan lahan
- Kebutuhan air untuk konsumtip tanaman
- Kebutuhan air untuk perkolasi
- Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air di petakan sawah
- Curah hujan efektif
Perhitungan kebutuhan air untuk irigasi disajikan pada data pendukung dan hasilnya diringkas seperti yang terlihat pada Tabel 2.9.
Tabel 3 Perhitungan Kebutuhan Air

Sumber: Hasil Perhitungan
- Kehilangan air di Saluran Tersier : 20 %
- Kehilangan air di Saluran Sekunder : 10 %
- Kehilangan air di Saluran Induk : 10 %
Berdasarkan data-data tersebut maka kebutuhan air irigasi 2 mingguan di Intake Bendung Ponre-Ponre untuk mengairi areal irigasi seluas 2.200 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Kebutuhan Air untuk Irigasi (Padi – Padi Palawija) – 2.000 ha
|
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
3.95 |
3.38 |
2.17 |
2.92 |
2.52 |
2.07 |
1.09 |
0.79 |
0.70 |
0.89 |
0.96 |
0.93 |
|
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
Nopember |
Desember |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
1.16 |
1.57 |
1.52 |
0.82 |
0.26 |
0.00 |
0.00 |
0.00 |
0.00 |
0.00 |
1.48 |
3.07 |
Sumber: Hasil Perhitungan
K. Pola dan Jadwal Tanam
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman selama waktu satu tahun. Rencana tata tanam suatu daerah irigasi adalah suatu daftar perhitungan atau grafik yang menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
- Berapa rencana luas tanam.
- Kapan diadakan pengeringan saluran.
- Kapan mulai tanam.
Secara umum pola tanam dan jadwal tanam untuk Daerah Irigasi Ponre-Ponre dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Pola Tanam dan Jadwal Tanam Daerah Irigasi Ponre-Ponre Kabupaten Bone
|
No |
Musim Tanam |
Jenis Tanaman |
Pegolahan Lahan |
Awal Tanam |
|
1 |
MT I |
Padi Gaduh |
Oktober |
Oktober |
|
2 |
MT II |
Padi Rendengan |
April |
April |
Jadwal tanam definitif setiap tahun atau musim tanam tergantung kepada kondisi musim / kondisi hidrologi pada saat itu yang ditetapkan oleh pada saat tudang sipulung dengan hasil kesepakatan petani. Secara umum pola tanam yang umum dilaksanakan adalah sebagai berikut :
|
Musim Tanam Ke- |
Luas Areal Tanam (Ha) |
Bulan |
Luas Areal Panen |
Rata² Produksi Ton/Ha |
|||||||||||
|
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
Jul |
Agu |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
||||
|
MT-I |
3952 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3952 |
5,4 |
|
MT-II |
3952 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3700 |
5.8 |
|
Intensitas Tanam Padi : 100% |
|||||||||||||||
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2020
Gambar 4 Pola Tanam Eksisting di Daerah Irigasi Ponre – Ponre
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat terdapat perbedaan antara rencana jadwal tanam dan Pola tanam eksisting di Daerah Irigasi Ponre - Ponre serta dengan menggunakan pola rotasi tersier. Pada musim tanam I dimulai di pertengahan Bulan Oktober, jenis tanaman yaitu padi dengan luas areal tanam sebesar 3.952 Ha, luas areal panen 3.952 Ha dan rata-rata produksi 5,4 ton/ha. Pada musim tanam II dimulai di awal Bulan April jenis tanaman yaitu padi ±3000 ha, rata-rata produksi 5,8 ton/ha.
L. Profil Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A
Pentingnya kelembagaan P3A dibangun oleh karena P3A merupakan wadah dari petani dan untuk petani sendiri yang mengelola air irigasi.Peranan P3A sangat besar untuk diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang O&P, khususnya di jaringan tersier.
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah wadah untuk menampung kepentingan dan kegiatan petani secara bersama dalam mengelola air irigasi dalam satu atau lebih petak tersier. P3A merupakan perkumpulan lembaga social masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Tujuan dibentuknya P3A adalah untuk mengorganisasikan petani dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pembangunan, rehabilitasi, O&P jaringan irigasi dalam petak tersier atau mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia didalam petak tersier dalam rangka peningkatan kesejahteraan para petani pemakai air sebagai anggota P3A.
Dimana peran serta petani pemakai air dalam pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan penegasan kembali ketentuan-ketentuan yang telah ada seperti UU RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan PP RI No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi. Dalam PP RI No. 23 Tahun 1982 peran serta petani dimungkinkan dalam hal: pengurusan (Pasal 2 ayat 2), pembangunan air irigasi (Pasal 17 dan 18), perkumpulan petani pemakai air (Pasal 20), pembangunan jaringan irigasi desa (tersier) (Pasal 26), eksploitasi dan pemeliharaan (pasal 28 ayat 2), pengamanan (Pasal 32), dan pembiayaan untuk pembangunan, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi (Pasal 33 ayat 3 dan Pasal 35 ayat 3).
Status hukum P3A/GP3A yang ada di DI. Ponre - Ponre terdiri dari dua tingkatan yaitu ; (1) AD/ART sudah disahkan oleh Bupati, (2) sudah memiliki Akta Notaris, dan untuk terdftar dipengadilan Negeri masih berproses. Adapun ringkasan status P3A/GP3A yang sudah terbentuk sebagai berikut :
Tabel 6 Status P3A/GP3A yang Sudah Terbentuk pada daerah irigasi Ponre - Ponre
|
Organisasi |
Jumlah Yang Sudah Terbentuk |
Status Hukum |
Unit |
Persentase |
|
IP3A |
1 |
SK Bupati |
0 |
0 |
|
Akta Notaris |
|
|
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
0 |
0 |
||
|
|
|
SK Bupati |
0 |
0 |
|
GP3A |
5 |
Akta Notaris |
0 |
0 |
|
|
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
0 |
0 |
|
P3A |
79 |
SK Bupati |
0 |
0 |
|
Akta Notaris |
0 |
0 |
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
0 |
0 |
Sumber :Data Sekunder PSETK, 2020