A. Profil Umum Daerah Irigasi (DI) Bulu Cenrana
Daerah irigasi Bulucenrana dengan lokasi Bendung terletak di Desa Bulucenrana Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap. Daerah irigasi Bulucenrana berada di wilayah sungai Walanae Cenranae. Posisi daerah irigasi Bulucenrana dalam wilayah sungai berada di Tengah. Hulu saluran sekunder daerah irigasi Bulucenrana adalah saluran Sekunder Pujo, tengahnya terdapat Sekunder Jampu dan hilirnya adalah saluran Sekunder Salo Bukkang.
Adapun lokasi pelayanan daerah irigasi Bulucenrana adalah sebagai berikut :
- Desa Dongi Kecamatan Pitu Riawa (560,83 Ha)
- Desa Otting Kecamatan Pitu Riawa (1.192,97 Ha)
- Desa Bulecenrana Kecamatan Pitu Riawa (495,76 Ha)
- Desa Aju Bissue Kecamatan Pitu Riawa (953,44 Ha)
- Desa Sumpangmango Kecamatan Pitu Riawa (473,50 Ha)
- Desa Salobukkang Kecamatan Dua Pitue (394,57 Ha)
- Desa Tanru Tedong Kecamatan Dua Pitue (327,21 Ha)
- Desa Salo Mallori Kecamatan Dua Pitue (551,76 Ha)
- Desa Padangloang Alau Kecamatan Dua Pitue (5.592,40 Ha)
- Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue (449,00 Ha)
B. Sejarah Perkembangan Daerah irigasi Bulu Cenrana
Bendung Bulucenrana dibangun pada tahun 1936, pada awalnya merupakan Free intake (pengambilan bebas). Kemudian pada tahun 1988 – 1989 masuk dalam kegiatan Special Mentenence dari Irrigation Sub Sector Project (ISSP) dengan dana pinjaman dari Bank Dunia dengan pekerjaan berupa perbaikan pada bagian mercu, kolam olak dan pembuatan proteksi tanggul. Pada tahun 2003 dilaksanakan peninggian mercu 30 cm, dan pada tahun 2011 masuk dalam pekerjaan rehabilitasi dengan dana APBN.
Secara umum kondisi Bendung pada saat ini baik dan berfungsi sebagaimana direncanakan setelah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2011.
C. Lokasi Daerah Irigasi Bulu Cenrana
Daerah irigasi Bulucenrana memiliki luas areal 5.999 Ha, dengan lokasi Bendung terletak di Desa Bulu Cenrana Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan. Sumber utama pemenuhan air D.I ini adalah bersumber dari sungai Tanru Tedong-Bulu Cenrana. Secara geografis Bendung Bulu Cenrana terletak pada titik koordinat 3°48'42"S, 119°57'42"E.
Dengan batas wilayah Kabupaten Sidrap sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan Kab. luwu
- Sebelah Selatan dengan Kab. Wajo
- Sebelah Barat dengan Kota Pare-pare
- Sebelah Timur dengan Kab. Pinrang
Berdasaran Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, kritera pembagian tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang didasarkan pada keberadaan jaringan irigasi terhadap strata luasan jaringan irigasi meliputi :
-
-
-
-
- Daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3.000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat;
- Daerah irigasi yang luasnya lebih 1.000 - 3.000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi;
- Daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1.000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten.
-
-
-
Maka kewenangan Pengelolaan Daerah Irigasi Bulucenrana berada dibawah naungan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diwakili oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) dengan luas areal 5.999 Ha.
D. Sumber Air
Sumber air utama untuk daerah irigasi Bulu Cenrana berasal dari Sungai Tanru tedong-Bulu Cenrana WS Walanae-Cenranae Kabupaten Sidrap. Bendung Bulu Cenrana terletak di desa Bulu Cenrana Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap.
E. Ketersediaan Air
Debit Andalan
Ketersediaan air di Bendung Bulucenrana atau debit andalan dihitung berdasarkan data debit yang tersedia sejak tahun 2007 – 2018, yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang, sebagaimana ditunjukkan pada Data dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Debit Andalan Sungai Bulucenrana (Q80% )
|
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
24,3 |
23,9 |
24,2 |
18,9 |
26,8 |
27,8 |
26,9 |
25,0 |
24,4 |
21,8 |
25,8 |
21,2 |
|
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
November |
Desember |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
20,7 |
21,0 |
7,64 |
9,22 |
9,04 |
8,43 |
7,57 |
13,7 |
17,8 |
16,4 |
21,4 |
24,5 |
Sumber: Hasil Perhitungan
F. Alokasi Air
Berdasarkan data-data tersebut maka kebutuhan air irigasi 2 mingguan di Intake Bendung Bulucenrana untuk mengairi areal irigasi seluas 6.000 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Kebutuhan Air untuk Irigasi
|
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9,76 |
6,63 |
8,98 |
7,85 |
7,42 |
4,02 |
5,31 |
6,31 |
8,97 |
9,64 |
6,65 |
5,96 |
|
|
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
November |
Desember |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
|
5,12 |
7,07 |
4,31 |
2,25 |
1,39 |
1,63 |
2,20 |
1,75 |
1,60 |
6,26 |
9,48 |
11,60 |
Sumber: Hasil Perhitungan
G. Profil Teknis
Daerah irigasi Bulucenrana memiliki luas areal 5.999 Ha. Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Bulucenrana dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 3 Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Bulucenrana
|
No |
Nama Saluran |
Panjang saluran (meter) |
Luas Layanan (Ha) |
|
1 |
Sal. Induk Bulucenrana |
8.929 m |
691,50 Ha |
|
2 |
Sal. Sekunder Otting |
6.824 m |
787,00 Ha |
|
3 |
Sal. Sekunder Pujo |
3.140 m |
430,50 Ha |
|
4 |
Sal. Sekunder Jampu |
4.388 m |
736,50 Ha |
|
5 |
Sal. Sekunder Cempa |
320 m |
268,00 Ha |
|
6 |
Sal. Sekunder Tanrutedong |
7.858 m |
1.092 Ha |
|
7 |
Sal. Sekunder Salobukkang |
1.420 m |
115,00 Ha |
|
8 |
Sal. Sekunder Mallori |
3.635 m |
312,60 Ha |
|
9 |
Sal. Sekunder Lainru |
579 m |
217,00 Ha |
|
10 |
Sal. Sekunder Lokabatu |
4.545 m |
614,00 Ha |
|
11 |
Sal. Sekunder Samallangi |
963 m |
206,90 Ha |
|
12 |
Sal. Sekunder Padangloang |
3.248 m |
494,00 Ha |
H. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
1. Kondisi Bangunan Utama
Bendung yang selesai direhabilitasi pada tahun 2011 ini merupakan bendung yang berada di kecamatan Pitu Riawa tepatnya di Desa Bulu Cenrana Kabupaten Sidrap.

Gambar 1 Bendung Bulu Cenrana
Secara umum kondisi bendung pada saat ini baik dan berfungsi. Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder, kemudian melakukan kajian dan analisa data teknis yang telah diperoleh pada Bendung Bulucenrana adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Data Teknis Bendung Bulu Cenrana
|
BENDUNG BULU CENRANA |
||
|
Tahun pembuatan |
: |
1963 |
|
Lokasi |
: |
Desa Bulu Cenrana Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap |
|
Koordinat |
: |
3o48'41,868" S - 119o57'42,58" T |
|
Nama sungai |
: |
Sungai Bulu Cenrana |
|
Manfaat |
: |
Potensial : 5999 ha |
|
Jumlah pintu intake |
: |
3 buah |
|
Jumlah pintu penguras |
: |
1 buah |
|
Lebar intake |
: |
@ 1 meter |
|
Lebar penguras |
: |
@ 2 meter |
|
Tinggi bendung |
: |
2 meter |
|
Lebar bendung |
: |
81 meter |
|
Jenis bendung |
: |
Tetap |
|
Sketsa
|
: |
|
2. Kondisi Bangunan Dan Pintu Air
Kondisi bangunan dan pintu daerah irigasi Bulucenrana sebagian besar masih dalam kondisi baik dan beberapa bangunan dan pintu mengalami kerusakan, baik rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat. Data mengenai kondisi fisik bangunan dan pintu daerah irigasi Bulucenrana dapat dilihat pada lampiran 7.
3. Saluran Pembawa
Sistem saluran pembawa pada daerah irigasi Bulucenrana terdiri atas saluran induk, saluran sekunder, saluran muka dan saluran tersier. Adapun data hasil penelusuran jaringan irigasi untuk kondisi fisik saluran irigasi daerah irigasi Bulucenrana dapat dilihat pada lampiran 7.
4. Saluran Induk
Saluran Induk Bulucenrana mempunyai panjang 8.929 km, dengan jumlah bangunan bagi, bangunan bagi/sadap dan bangunan sadap 8 buah dan bangunan pelengkap sebanyak 13 buah.
Petak tersier yang mengambil air langsung dari Saluran Induk Bulucenrana melalui bangunan sadap tersier ada 11 petak dengan luas areal 691,50 ha.
5. Saluran Sekunder
Pada D.I Bulucenrana terdapat 11 saluran sekunder dengan panjang sebagai total 36,938 km dengan jumlah bangunan 97 buah yang terdiri dari bangunan bagi/sadap dan bangunan sadap 47 buah dan bangunan pelengkap 50 buah, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar Panjang Saluran dan Jumlah Bangunan

Sumber: UPTD Bulu Cenrana
6. Petak Tersier
Petak tersier pada D.I Bulucenrana sebanyak 78 petak dengan luas areal 6.000,00 ha.
I. Pola dan Jadwal Tanam
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman selama waktu satu tahun. Rencana tata tanam suatu daerah irigasi adalah suatu daftar perhitungan atau grafik yang menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
- Berapa rencana luas tanam.
- Kapan diadakan pengeringan saluran.
- Kapan mulai tanam.
Secara umum pola tanam dan jadwal tanam untuk Daerah Irigasi Bulu Cenrana adalah sebagai berikut :
Tabel 6 Pola Tanam dan Jadwal Tanam Daerah Irigasi Bulu Cenrana Kabupaten Sidrap
|
No |
Musim Tanam |
Jenis Tanaman |
Pegolahan Lahan |
Awal Tanam |
|
1 |
MT I |
Padi Gaduh |
April |
April |
|
2 |
MT II |
Padi Rendengan |
Oktober |
Oktober |
Jadwal tanam definitif setiap tahun atau musim tanam tergantung kepada kondisi musim / kondisi hidrologi pada saat itu yang ditetapkan oleh Komisi Irigasi. Secara umum pola tanam yang umum dilaksanakan adalah sebagai berikut :
|
Musim Tanam Ke- |
Luas Areal Tanam (Ha) |
Bulan |
Luas Areal Panen |
Rata² Produksi Ton/Ha |
|||||||||||
|
|
|
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
Jul |
Agu |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
|
|
|
MT-I |
5.997 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.997 |
6,5 |
|
MT-II |
5.997 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.997 |
7 |
|
Intensitas Tanam Padi : 100% Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2020 |
|||||||||||||||
Gambar 2 Pola Tanam Eksisting di Daerah Irigasi Bulu Cenrana Kabupaten Sidrap
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat terdapat perbedaan antara rencana jadwal tanam dan Pola tanam eksisting di Daerah Irigasi Bulu Cenrana serta dengan menggunakan pola rotasi tersier. Pada musim tanam I dimulai di pertengahan Bulan April, jenis tanaman yaitu padi dengan luas areal tanam sebesar 5.997 Ha, luas areal panen 5.997 Ha dan rata-rata produksi 6,5 ton/ha. Pada musim tanam II dimulai di awal Bulan Oktober jenis tanaman yaitu padi ±5.997 ha, rata-rata produksi 7 ton/ha.
Sistem pembagian air di sistem irigasi Bulu Cenrana dilakukan dengan cara petak pertanaman diatur pemasukan dan pengeluaran airnya tanpa mengganggu petak lainnya, artinya sistem pemberian air tidak dari petak ke petak, sehingga pemasukan dan pengeluaran air serta ketinggiannya dapat diatur tanpa mengganggu petak lainnya diluar petak pergiliran. Untuk itu air dimasukkan dari saluran kuarter dan kelebihan airnya dibuang ke saluran drainase petak.Untuk mengetahui jumlah air yang digunakan pertanaman selama masa pertumbuhannya dilakukan pencatatan jumlah air yang masuk dan keluar selama masa pertumbuhan tanaman. Untuk itu air yang masuk maupun keluar dalam petak pergiliran tersebut diukur menggunakan alat ukur debit tipe Thompson atau Cipoletti karena aliran airnya mempunyai perbedaan head yang cukup tinggi(daerahnya agak miring), dan menggunakan alat ukur debit Cutthroat Flumepada perbedaan head yang kecil (daerah datar).
J. Profil Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A dan Poktan/Gapoktan
Pentingnya kelembagaan P3A dibangun oleh karena P3A merupakan wadah dari petani dan untuk petani sendiri yang mengelola air irigasi.Peranan P3A sangat besar untuk diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang O&P, khususnya di jaringan tersier,
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah wadah untuk menampung kepentingan dan kegiatan petani secara bersama dalam mengelola air irigasi dalam satu atau lebih petak tersier. P3A merupakan perkumpulan lembaga social masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Tujuan dibentuknya P3A adalah untuk mengorganisasikan petani dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pembangunan, rehabilitasi, O&P jaringan irigasi dalam petak tersier atau mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia didalam petak tersier dalam rangka peningkatan kesejahteraan para petani pemakai air sebagai anggota P3A.
Dimana peran serta petani pemakai air dalam pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan penegasan kembali ketentuan-ketentuan yang telah ada seperti UU RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dan PP RI No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi. Dalam PP RI No. 23 Tahun 1982 peran serta petani dimungkinkan dalam hal: pengurusan (Pasal 2 ayat 2), pembangunan air irigasi (Pasal 17 dan 18), perkumpulan petani pemakai air (Pasal 20), pembangunan jaringan irigasi desa (tersier) (Pasal 26), eksploitasi dan pemeliharaan (pasal 28 ayat 2), pengamanan (Pasal 32), dan pembiayaan untuk pembangunan, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi (Pasal 33 ayat 3 dan Pasal 35 ayat 3).
Adapun Nama P3A/GP3A dan Poktan/Gapoktan daerah irigasi Bulu Cenrana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7 Nama P3A/GP3A daerah irigasi Bulu Cenrana Kabupaten Sidrap beserta Luas Hektar (Ha)
|
No |
Nama |
Luas Areal (Ha) |
Wilayah Kerja |
||
|
GP3A |
P3A |
Desa/Kel |
Kecamatan |
||
|
1 |
SOPPO BATU |
|
75,79 |
Bulucenrana |
Pitu Riawa |
|
86,23 |
Bulucenrana/Dongi |
Pitu Riawa |
||
|
125,03 |
Dongi/Otting |
Pitu Riawa |
||
|
103,05 |
Bulucenrana |
Pitu Riawa |
||
|
73,5 |
Bulucenrana |
Pitu Riawa |
||
|
105,5 |
Bulucenrana |
Pitu Riawa |
||
|
82 |
|
|
||
|
2 |
KURRUSUMANGE |
|
65,61 |
Bulucenrana |
Pitu Riawa |
|
104,67 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
77,42 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
80 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
163 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
259 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
3 |
JAMPU |
|
107 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
|
130 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
176,24 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
70 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
47,57 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
83,33 |
Otting |
Pitu Riawa |
||
|
91,1 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
||
|
4 |
TAKDIR |
|
94,5 |
Dongi |
Pitu Riawa |
|
100,73 |
Dongi |
Pitu Riawa |
||
|
49,7 |
Dongi |
Pitu Riawa |
||
|
107,5 |
Dongi |
Pitu Riawa |
||
|
60,22 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
||
|
82 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
||
|
127,79 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
||
|
107,99 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
||
|
69 |
Ajubissu |
Pitu Riawa |
||
|
5 |
RAHMAT |
|
110 |
Padang Loang Alau |
Dua Pitue |
|
126,7 |
Padang Loang Alau |
Dua Pitue |
||
|
93,96 |
Padang Loang Alau |
Dua Pitue |
||
|
56,4 |
Padang Loang Alau |
Dua Pitue |
||
|
55,99 |
Padang Loang |
Dua Pitue |
||
|
82,32 |
Padang Loang |
Dua Pitue |
||
|
100,14 |
Padang Loang |
Dua Pitue |
||
|
91,82 |
Padang Loang |
Dua Pitue |
||
|
103,93 |
Padang Loang Alau |
Dua Pitue |
||
|
102,9 |
Padang Loang Alau |
Dua Pitue |
||
|
137,08 |
Sumpang Mango |
Dua Pitue |
||
|
124,73 |
Sumpang Mango |
Dua Pitue |
||
|
94 |
Sumpang Mango |
Dua Pitue |
||
|
72,5 |
Sumpang Mango |
Dua Pitue |
||
|
6 |
SADAR |
|
|
Salo Bukkang/Mallori |
Dua Pitue |
|
|
Salo Bukkang |
Dua Pitue |
||
|
|
Tanru Tedong |
Dua Pitue |
||
|
|
Tanru Tedong |
Dua Pitue |
||
|
|
Salo Mallori |
Dua Pitue |
||
|
|
Salo Mallori |
Dua Pitue |
||
|
|
Salo Mallori |
Dua Pitue |
||
|
|
Salo Bukkang |
Dua Pitue |
||
|
|
Salo Mallori/Salo Bukkang |
Dua Pitue |
||
|
|
Salo Mallori |
Dua Pitue |
||
Status hukum P3A/GP3A yang ada di DI. Bulu Cenrana terdiri dari tiga tingkatan yaitu ; (1) AD/ART sudah disahkan oleh Bupati, (2) sudah memiliki Akta Notaris, dan (3) sudah terdaftar di pengadilan negeri setempat. Ringkasan status P3A/GP3A yang sudah terbentuk sebagai berikut :
Tabel 8 Status P3A/GP3A yang Sudah Terbentuk pada daerah irigasi Bulu Cenrana
|
Organisasi |
Jumlah Yang Sudah Terbentuk |
Status Hukum |
Unit |
Persentase |
|
IP3A |
1 |
SK Bupati |
1 |
100 |
|
Akta Notaris |
1 |
100 |
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
1 |
100 |
||
|
GP3A |
6 |
SK Bupati |
6 |
100 |
|
Akta Notaris |
6 |
100 |
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
6 |
100 |
||
|
P3A |
53 |
SK Bupati |
39 |
73 |
|
Akta Notaris |
|
|
||
|
Terdaftar di Pengadilan Negeri |
|
|
Sumber :Data Sekunder PSETK, 2020
