D.I Awo

Data IKSI D.I Awo

PROFIL DAERAH IRIGASI (DI) AWO

       Daerah Irigasi Awo dengan lokasi Bendung terletak di Desa Awota Kecamatan Keera Kabupaten Wajo dengan luas areal 5.342 Ha. Daerah irigasi Awo masuk dalam Wilayah Sungai Walanae Cenranae. Hulu saluran sekunder D.I Awo yaitu sekunder awota, sekunder simpellu, sekunder lampe, dan sekunder lompoloang. Sedangkan Tengahnya terdapat sekunder kaluku, sekunder bulete, sekunder bakke, dan sekunder bocco-bocco. Adapun hilinya terdapat sekunder padangloang, sekunder leworeng, sekunder laukku, dan sekunder keera.

          Berikut ini adalah lokasi pelayanan daerah irigasi Awo sebagai berikut :

      •  
      1. Desa Simpellu Kecamatan Pitumpanua (288,70 Ha)
      2. Desa Mattiro Walie Kecamatan Pitumpanua (324,00 Ha)
      3. Desa Lompo Loang Kecamatan Pitumpanua (500,40 Ha)
      4. Desa Tobarakka Kecamatan Pitumpanua (407,80 Ha)
      5. Desa Lauwa Kecamatan Pitumpanua (498,92 Ha)
      6. Desa Alesilurung Kecamatan Pitumpanua (469,20 Ha)
      7. Desa Benteng Kecamatan Pitumpanua (1.093,60 Ha)
      8. Desa Kaluku Kecamatan Pitumpanua (159,40 Ha)
      9. Desa Botto Tengnga Kecamatan Pitumpanua (148,30 Ha)
      10. Desa Awota Kecamatan Keera (392,49 Ha)
      11. Desa Paojepe Kecamatan Keera (506,20 Ha)
      12. Desa Labawang Kecamatan Keera (84,00 Ha)
      13. Desa Keera Kecamatan Keera (99,00 Ha)
      14. Desa Ballere Kecamatan Keera (146,00 Ha)
      15. Desa Ciromani Kecamatan Keera (118,00 Ha)

A. Sejarah Perkembangan Daerah irigasi Awo

      Bendung dan jaringan irigasi Awo dibangun dalam 3 tahap, tahap 1 seluas 2,500 ha melalui SSIMP 1 tahun 1992-1995, tahap 2 seluas 2,200 ha melalui SSIMP 2 tahun 1995 – 1997 dan tahap 3 seluas 550 ha melalui SSIMP 3 tahun 1999/2000 dan sudah beberapa kali di rehabilitasi, namun kondisi bangunan pada saat ini banyak yang mengalami kerrusakan terutama pintu-pintu.

B. Lokasi Daerah Irigasi Awo

       Daerah Irigasi Awo terletak di 2 Kecamatan, yaitu D.I. Awo I dan Awo 2 masuk Kecamatan Pitumpanua dan D.I. Awo 3 masuk Kecamatan Keera Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.. Peta DI Awo sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1.  Lokasi Daerah Irigasi Awo

C. Sumber Air

       Sumber air utama untuk daerah irigasi Awo berasal dari Sungai Awo-Awota WS Walanae-Cenranae Kabupaten Wajo. Bendung Awo terletak di desa Awota Kec. Keera Kabupaten   Wajo. 

D. Ketersediaan Air

      Ketersediaan air di Bendung Awo atau debit andalan dihitung berdasarkan data debit yang tersedia sejak tahun  2007 – 2019, yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang, sebagaimana ditunjukkan pada Data Pendukung, dan hasilnya adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Debit andalan Sungai Awo (Q80% )

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

4,70

4,30

4,60

3,90

4,70

8,30

10,50

11,80

23,60

17,70

16,50

17,40

 

 

 

 

 

 

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

12,40

9,60

9,30

7,40

6,20

4,40

4,10

3,20

3,00

3,10

4,90

5,00

E. Alokasi Air

      Kebutuhan air untuk berbagai jenis tanaman sesuai dengan anjuran pola tanam dihitung berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi  (KP-01).  Hal-hal yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air tanaman di areal persawahan adalah sebagai berikut :

  1. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan
  2. Kebutuhan air untuk konsumtip tanaman
  3. Kebutuhan air untuk perkolasi
  4. Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air di petakan sawah
  5. Curah hujan efektif

       Perhitungan kebutuhan air untuk irigasi disajikan pada data pendukung, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Sumber: Hasil Perhitungan

  1. Kehilangan air di Saluran Tersier                           :         20   %
  2. Kehilangan air di Saluran Sekunder                        :         10   %
  3. Kehilangan air di Saluran Induk                              :         10   %

       Berdasarkan data-data tersebut maka kebutuhan air irigasi 2 mingguan di Intake Bendung Awo untuk mengairi areal irigasi seluas 5.279 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Kebutuhan Air untuk Irigasi (Padi – Padi Palawija) 5.279 ha

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

5,67

5,94

5,01

4,58

4,30

8,25

8,12

7,58

6,48

7,42

7,96

8,57

 

 

 

 

 

 

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

7,25

7,89

6,08

6,80

5,02

4,26

5,28

5,31

4,25

4,14

5,47

5,03

Sumber: Hasil Perhitungan

F. Saluran

      Daerah irigasi Awo memiliki luas areal 5.342 Ha. Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Awo dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data saluran induk dan saluran pembawa daerah irigasi Awo

No

Nama Saluran

Panjang saluran (meter)

Luas Layanan

(Ha)

1

Sal. Induk Awota

917 m

44,70

2

Sal. Induk Pangi

9.747 m

515,59

3

Sal. Sekunder Simpellu

7.946 m

499,00

4

Sal. Sekunder Simpellu I

954 m

114,80

5

Sal. Sekunder Simpellu II

809 m

135,80

6

Sal. Sekunder Lompoloang

4.279 m

214,40

7

Sal. Sekunder Lampe

3.018 m

286,00

8

Sal. Sekunder Kaluku

5.167 m

694,10

9

Sal. Sekunder Masiae

7.747 m

391,00

10

Sal. Sekunder Keera

6.244 m

264,00

11

Sal. Sekunder Labawang

2.002 m

84,00

12

Sal. Sekunder Laukku

5.032 m

188,00

13

Sal. Sekunder Bulete

13.822 m

811,82

14

Sal. Sekunder Bakke

1.524 m

215,10

15

Sal. Sekunder Bulu Awo

4.112 m

466,40

16

Sal. Sekunder Padang Loang

1.011 m

86,70

17

Sal. Sekunder Leworeng

1.773 m

97,20

18

Sal. Sekunder Bocco-Bocco

1.013 m

64,40

G. Bendung Awo

       Bendung yang dibangun pada tahun 1987 ini merupakan bendung yang berada di Kecamatan Keera  tepatnya di Desa Awo Kabupaten Wajo.

Gambar 2. Bendung Awo

       Secara geografis Bendung Awo terletak pada Kabupaten Wajo Kecamatan Keera tepatnya di Desa Awota. Secara geografis   terletak di   3°45'34.05"S, 120°16'29.61"E.

       Bendung Awo dibangun pada tahun 1992, namun pada saat ini kondisi pintu pengambilan dan pintu penguras sudah ada yang susah dioperasikan perlu ada perbaikan ulang. Kantong pasir/krikil penuh dan tidak pernah dioperasikan karena kondisi pintu penguras juga susah dioperasikan. Secara umum kondisi Bendung pada saat ini baik dan berfungsi. 

     Daerah Irigasi Awo terletak di 2 Kecamatan, yaitu  Awo I dan 2 masuk Kecamatan Pitumpanua dan Awo 3 masuk Kecamatan Keera Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 5 Data Bendung Awo

BENDUNG AWO

Tahun pembuatan

:

1992 - 1994

Lokasi

:

Desa Awo Kecamatan Keera Kabupaten Wajo

Koordinat

:

3°45'34.05"S ;  120°16'29.61"E

Nama sungai

:

Awo

Manfaat

:

Potensial 5270 ha, Fungsional : 3049  ha

Jumlah pintu intake

:

B 2 m ; H 2 m x 2 Pintu

Jumlah pintu penguras

:

B 1,6 m ; H 2 m x 4 Pintu

Lebar intake

:

2 meter

Lebar penguras

:

1,6 meter

Tinggi bendung

:

8 meter

Lebar bendung

:

68,5 meter

Jenis bendung

:

Tetap

Sketsa

:

H. Operasi Jaringan Irigasi

1. Rencana Tata Tanam (RTT)

      Untuk meningkatkan pendapatan, kesempatan kerja, dan mendukung pembangunan pertanian kedepan, setelah jaringan irigasi diperbaiki, maka direkomendasikan pola tanam sesuai kondisi air yang tersedia yaitu:

  1. Musim tanam I  (Musim Hujan) mulai dari  Desember-1   : Padi  (100 %)   = 5.279 ha.
  2. Musim tanam II (Musim Hujan) mulai dari  April-2  : Padi (100 %)   = 5.279 ha.
  3. Musim tanam III (Musim Kemarau) mulai dari Agustus-2  : Palawija (20 %)   = 550 ha.
  4. Rencana Pembagian Air (RPA)

       Berdasarkan data-data tersebut maka kebutuhan air irigasi 2 mingguan di Intake Bendung Awo untuk mengairi areal irigasi seluas 5.279 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija adalah sebagai berikut :

  1. Neraca Air

      Berdasarkan ketersedian air yang ada di Bendung Awo dan kebutuhan air untuk irigasi guna mengairi areal seluas 5.279 ha dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija dengan intensitas tanam 250% maka dari hasil kesetimbangan air DI Awo kelihatan bahwa air yang tersedia tidak cukup untuk mengairi kebutuhan air irigasi sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut :

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 3  Grafik Neraca Air D.I Awo

        Berdasarkan grafik diatas maka kelihatan bahwa kebutuhan air pada musim tanam Padi I dan Padi II lebih besar dari debit air yang tersedia di sungai. Oleh karena itu, agar mencapai intensitas tanam sesuai rencana maka perlu dilakukan pemberian air secara giliran.

I. Pola dan Jadwal Tanam

       Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman selama waktu satu tahun. Rencana tata tanam suatu daerah irigasi adalah suatu daftar perhitungan atau grafik yang menggambarkan hal-hal sebagai berikut :

  1. Berapa rencana luas tanam.
  2. Kapan diadakan pengeringan saluran.
  3. Kapan mulai tanam.

       Secara umum pola tanam dan jadwal tanam untuk Daerah Irigasi Awo.

Tabel 6. Pola Tanam dan Jadwal Tanam Daerah Irigasi Awo Kabupaten Wajo

No

Musim Tanam

Jenis Tanaman

Pegolahan Lahan

Awal Tanam

1

MT I

Padi Gaduh

April

April

2

MT II

Padi Rendengan

Oktober

Oktober

       Jadwal tanam definitif setiap tahun atau musim tanam  tergantung kepada kondisi musim / kondisi hidrologi pada saat itu yang ditetapkan oleh Komisi Irigasi. Secara umum pola tanam yang umum dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 4.

Musim Tanam Ke-

Luas Areal Tanam (Ha)

Bulan

Luas Areal Panen

Rata² Produksi Ton/Ha

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

MT-I

5.279

 

 

 

 

 

N & LP

 

 

Padi

 

 

 

 

 

 

 

5.279

5,5

MT-II

4,205

 

 

Padi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

N & LP

 

 

4.205

6,5

Intensitas   Tanam Padi : 100%     

Sumber :    Data Primer yang telah diolah, 2020

Gambar 4. Pola Tanam Eksisting di Daerah Irigasi Awo Kabupaten Wajo

       Berdasarkan Gambar 2.7 dapat dilihat terdapat perbedaan antara rencana jadwal tanam dan Pola tanam eksisting di Daerah Irigasi Awo serta dengan menggunakan pola rotasi tersier. Pada musim tanam I dimulai di pertengahan Bulan April, jenis    tanaman yaitu padi dengan luas areal tanam sebesar 5.123 Ha, luas areal panen 5.279 Ha dan rata-rata produksi 5,5 ton/ha.

         Pada musim tanam II dimulai di awal bulan Oktober, jenis tanaman yaitu padi ±4.205 ha luas areal panen 4.205 Ha dan rata-rata produksi 6,5 ton/ha.

         Sistem pembagian air di sistem irigasi Awo  dilakukan dengan cara petak pertanaman diatur pemasukan dan pengeluaran airnya tanpa mengganggu petak lainnya, artinya sistem pemberian air tidak dari petak ke petak, sehingga pemasukan dan pengeluaran air serta ketinggiannya dapat diatur tanpa mengganggu petak lainnya diluar petak pergiliran. Untuk itu air dimasukkan dari saluran kuarter dan kelebihan airnya dibuang ke saluran drainase petak.Untuk mengetahui jumlah air yang digunakan pertanaman selama masa pertumbuhannya dilakukan pencatatan jumlah air yang masuk dan keluar selama masa   pertumbuhan tanaman. Untuk itu air yang masuk maupun keluar dalam petak pergiliran tersebut diukur menggunakan alat ukur debit tipe Thompson atau Cipoletti karena aliran airnya   mempunyai perbedaan head yang cukup tinggi(daerahnya agak miring), dan menggunakan alat ukur debit Cutthroat Flume pada perbedaan head yang kecil (daerah datar).

J. P3A/GP3A/IP3A

      Pentingnya kelembagaan P3A dibangun oleh karena P3A merupakan wadah dari petani dan untuk petani sendiri yang mengelola air irigasi.Peranan P3A sangat besar untuk diserahi    tugas dan tanggung jawab dibidang O&P, khususnya di jaringan tersier.

      Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah wadah  untuk menampung kepentingan dan kegiatan petani secara bersama dalam mengelola air irigasi dalam satu atau lebih petak tersier. P3A merupakan perkumpulan lembaga social masyarakat yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Tujuan dibentuknya P3A adalah untuk mengorganisasikan petani dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pembangunan,rehabilitasi, O&P jaringan irigasi dalam petak tersier atau mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia didalam petak tersier dalam rangka peningkatan kesejahteraan para petani pemakai air sebagai anggota P3A.

       Adapun Nama P3A/GP3A dan Poktan/Gapoktan daerah irigasi Awo dapat dilihat pada Tabel 2.19 dan Tabel 2.20.

    Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) merupakan kelembagaan pengelola irigasi yang wajib dibentuk oleh petani pemakai air secara demokratis pada setiap daerah layanan/petak tersier. Setelah terbentuknya P3A pada tahun 1993 melalui program DISIMP yang difasilitasi oleh LEPSEM dan terus mengalami modernisasi, kemudian bertransformasi menjadi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

      Status hukum P3A/GP3A yang ada di DI. Awo terdiri dari tiga tingkatan yaitu ; (1) AD/ART sudah disahkan oleh Bupati, (2) sudah memiliki Akta Notaris, dan (3) sudah terdaftar di pengadilan negeri setempat. Ringkasan status P3A/GP3A yang sudah terbentuk dapat dilihat pada Tabel 7.

 Tabel 7. Status P3A/GP3A  yang Sudah Terbentuk pada daerah irigasi Awo 

Organisasi

Jumlah Yang Sudah           Terbentuk

Status Hukum

Unit

Persentase

IP3A

44

SK Bupati

1

100

Akta Notaris

1

100

Terdaftar di Pengadilan Negeri

0

0

GP3A

5

SK Bupati

5

100

Akta Notaris

5

100

Terdaftar di Pengadilan Negeri

0

0

P3A

44

SK Bupati

14 belum berbadan hukum

97

Akta Notaris

0

0

Terdaftar di Pengadilan Negeri

0

0

Sumber :Data Sekunder PSETK, 2020

       Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 44 P3A yang sudah terbentuk masih ada 14 P3A yang belum di SK kan oleh Bupati Kabupaten Wajo  dan untuk GP3A dari 5 yang sudah terbentuk dan sudah di SK kan oleh Bupati juga  telah memiliki akta notaris dan belum terdaftar di pengadilan negeri.